Jeritan Sunyi: Legenda Istana Tulang

istana tulang

Di tengah-tengah gurun pasir yang tandus dan berdebu, berdirilah sebuah istana yang berbeda dari istana lainnya. Istana ini bukan terbuat dari batu atau kayu, melainkan dari tulang-tulang manusia dan hewan yang telah lama mati.

Dinding-dinding istana itu adalah susunan tulang-tulang tengkorak yang tertata rapi, membentuk pola yang menyeramkan. Jendela-jendelanya adalah rongga mata yang kosong, seolah memandang dengan tatapan kosong ke luar. Lantainya pun terbuat dari tulang-tulang paha dan betis yang telah dibersihkan dari daging.

Istana ini dikelilingi oleh parit yang dalam, berisi air hitam yang berbau busuk. Di sekeliling parit, terdapat tulang-tulang manusia dan hewan yang berserakan, seolah menjadi peringatan bagi siapa saja yang berani mendekat.

parit hitam
Angin bertiup kencang di sekitar istana, membawa debu pasir yang menyelimuti segalanya. Suara jeritan dan tangisan terdengar dari dalam istana, menggema di tengah kesunyian gurun pasir.

Suatu ketika, seorang penjelajah yang pemberani bernama Alex memutuskan untuk menyelidiki istana tersebut. Dia penasaran dengan cerita-cerita rakyat tentang istana tersebut, yang konon dihuni oleh arwah-arwah penasaran.

Dengan hati-hati, Alex mendekati istana tersebut. Dia melewati parit yang dalam dengan hati-hati, lalu memasuki pintu gerbang yang terbuat dari tulang-tulang rahang.

Di dalam istana, kegelapan menyelimuti. Alex menyalakan obornya, dan cahaya yang dimunculkannya menerangi ruangan yang penuh dengan tulang-tulang. Dia berjalan dengan hati-hati, takut akan ada sesuatu yang menyerangnya.

Tiba-tiba, suara jeritan terdengar dari belakangnya. Alex berbalik dengan cepat, tetapi tidak ada apa-apa di belakangnya. Dia melanjutkan perjalanan, tetapi suara jeritan itu terus mengikutinya.

Alex semakin takut. Dia berlari keluar dari istana, tetapi suara jeritan itu masih mengikutinya. Dia berlari sekuat tenaga, hingga akhirnya sampai ke tepi gurun pasir.

Dia berhenti dan menoleh ke belakang. Istana tulang itu masih berdiri di kejauhan, dengan suara jeritan yang semakin lemah. Alex merasa lega, tetapi juga merasa takut. Dia tidak akan pernah melupakan pengalamannya di istana tulang tersebut.

Alex kembali ke kampung halamannya, membawa cerita tentang istana tulang itu. Ceritanya menjadi legenda, yang ditakuti oleh orang-orang setempat. Mereka percaya bahwa istana tulang itu adalah tempat tinggal arwah-arwah penasaran, yang mencari mangsa untuk dijadikan teman mereka di alam baka.

Sejak saat itu, tidak ada lagi orang yang berani mendekati istana tulang tersebut. Istana itu tetap berdiri di tengah gurun pasir, sebagai saksi bisu dari sejarah yang kelam.

Lebih baru Lebih lama