Di Bawah Langit Malam

Di Bawah Langit Malam


Di bawah alam semesta yang luas, seorang pemuda bernama Ardi merasa sangat kecil, namun begitu terhubung dengan segala sesuatu di sekitarnya. Malam itu, dia memutuskan untuk berkemah di tengah hutan, jauh dari kebisingan kota. 

Ardi membawa mobil van tuanya yang sudah setia menemaninya selama bertahun-tahun. Di sinilah dia, sendirian di tengah hutan dengan hanya bintang-bintang dan alam liar sebagai teman.

Setelah memarkir mobilnya di tempat yang cukup lapang, Ardi mulai menyiapkan peralatan kemahnya. Dia mendirikan kursi lipat di samping perapian yang baru saja dinyalakan. 

Api unggun berkobar hangat, menciptakan cahaya yang menari-nari di antara pepohonan. Di atas, bintang-bintang berkilauan seolah mengucapkan salam kepada sang pemuda.

Ardi duduk di kursinya, memandang ke langit malam yang dipenuhi bintang. 

“Betapa kecilnya aku di hadapan alam semesta ini,” pikirnya. 

Dia teringat akan semua masalah dan kekhawatiran yang dia hadapi sehari-hari. Di bawah langit yang begitu luas, semua itu tampak begitu remeh dan tidak berarti. Dia merasa ada kekuatan yang lebih besar, sesuatu yang mengatur segala hal di alam semesta ini.

Angin malam bertiup lembut, membawa aroma hutan yang segar. Suara jangkrik dan binatang malam lainnya menciptakan simfoni alami yang menenangkan. 

Ardi menarik napas dalam-dalam, mencoba meresapi setiap momen. Alam liar di sekitarnya membuatnya merasa begitu hadir di saat ini, seolah-olah tidak ada yang lebih penting selain saat ini.

Di kejauhan, Ardi melihat sekumpulan bintang jatuh, menciptakan garis-garis cahaya yang menakjubkan di langit. Dia ingat cerita-cerita lama tentang bintang jatuh yang bisa mengabulkan permohonan. Ardi tersenyum, meskipun dia tahu itu hanya mitos, dia tetap membuat permohonan dalam hati. 

“Semoga aku selalu diberi kekuatan untuk menghadapi hidup ini,” gumamnya pelan.

Saat malam semakin larut, Ardi merasa lebih dekat dengan alam. Setiap bintang di langit seperti mengingatkannya bahwa dia adalah bagian dari sesuatu yang jauh lebih besar. 

Hutan di sekitarnya seolah memeluknya, memberikan rasa aman dan damai. Dia menyadari bahwa meskipun dia hanya satu titik kecil di alam semesta yang luas, dia masih memiliki peran dan makna.

Ardi mengeluarkan gitar dari mobilnya. Dia mulai memetik senar, memainkan lagu-lagu yang dia kenal. Suaranya bergema lembut di antara pepohonan, menyatu dengan suara alam malam. Lagu demi lagu mengalir, seolah menjadi nyanyian malam yang merdu.

Saat Ardi memainkan gitar, pikirannya melayang kembali ke masa kecilnya. Dia ingat saat-saat dia berkemah bersama keluarganya, mendengar cerita-cerita seram di sekitar api unggun. 

Dia tersenyum, mengenang kenangan-kenangan indah itu. Meskipun sekarang dia sendirian, dia merasa terhubung dengan masa lalu dan keluarganya.

Malam itu, di bawah bintang-bintang yang berkilauan, Ardi menemukan kedamaian dalam dirinya. Dia menyadari bahwa dalam kehidupan yang penuh dengan tantangan dan ketidakpastian, ada saat-saat seperti ini yang membuat segalanya terasa lebih baik. 

Alam semesta yang luas mungkin membuatnya merasa kecil, tetapi juga memberikan rasa keterhubungan yang mendalam.

Dengan perasaan tenang dan hati yang ringan, Ardi memutuskan untuk beristirahat. Dia masuk ke dalam mobil van-nya, membungkus dirinya dengan selimut hangat. 

Sebelum menutup matanya, dia melihat ke luar jendela sekali lagi, memandang bintang-bintang yang terus bersinar. 

“Terima kasih, alam semesta. Terima kasih telah mengingatkanku akan keajaiban dan keindahan hidup ini,” bisiknya pelan. 

Di bawah langit malam yang penuh bintang, Ardi tertidur dengan senyum di wajahnya, merasa damai dan terhubung dengan alam semesta.

Image source

Lebih baru Lebih lama