Janji di Bawah Sakura

Janji di Bawah Sakura


Tangan kami saling bertautan, berpegangan erat seakan dunia hanya milik kami berdua. Langit sore itu berwarna lembut, membiaskan sinar keemasan yang menyelimuti seluruh taman. 

Di bawah pohon sakura yang sedang mekar penuh, kelopak-kelopak bunga berwarna merah muda jatuh perlahan, melayang-layang di udara sebelum menyentuh tanah. Setiap kelopak seolah menari dalam ritme yang tak terlihat, menggambarkan kisah cinta yang begitu indah.

Aku bisa merasakan detak jantungnya melalui genggaman tangan kami. Tidak ada kata-kata yang keluar dari bibir kami, tetapi kami tidak membutuhkannya. Dalam keheningan ini, ada begitu banyak yang diungkapkan. 

Aku menatap matanya yang penuh dengan cinta, dan di sana, aku menemukan tempat di mana hatiku selalu ingin kembali. Pohon sakura ini, dengan cabang-cabangnya yang merunduk dan bunga-bunga yang bermekaran, menjadi saksi bisu dari perasaan kami yang tak terucapkan.

Dia tersenyum, dan senyumnya adalah sinar matahari dalam dunia yang seakan terhenti sejenak ini. Senyuman yang selalu membuatku merasa bahwa semua hal di dunia ini akan baik-baik saja, selama kami bersama. 

Aku mengangkat tangan kami yang masih tergenggam, dan dengan lembut mengecup punggung tangannya. Di bawah bayangan pohon sakura, ciuman itu terasa seperti janji yang tidak akan pernah teringkari.

Kelopak-kelopak bunga terus jatuh, membentuk karpet alami yang begitu indah di bawah kaki kami. Sesekali, ada kelopak yang tersangkut di rambutnya yang panjang, dan aku dengan lembut mengangkatnya, hanya untuk membiarkannya terbang kembali ke angkasa. Setiap sentuhan kecil, setiap gerakan sederhana, terasa sarat dengan makna.

“Aku ingin momen ini tidak pernah berakhir,” katanya dengan suara pelan, hampir berbisik. 

Aku mengangguk, merasakan hal yang sama. Di bawah pohon sakura ini, di tengah hujan kelopak bunga, waktu seakan melambat. Detik-detik berlalu tanpa kami sadari, tetapi tidak ada yang lebih penting daripada kebersamaan kami di saat ini.

Aku menariknya mendekat, merasakan kehangatan tubuhnya yang menyatu dengan hangatnya sore itu. Kami berdiri dalam pelukan, seakan dunia di luar sana tidak pernah ada. Hanya kami berdua, di bawah pohon sakura, dalam momen yang sempurna ini.

“Hujan kelopak ini… seperti hujan cinta, ya?” tanyaku, mencoba mengungkapkan perasaan yang mengalir deras di hatiku. Dia hanya mengangguk, matanya berkaca-kaca namun penuh dengan kebahagiaan.

Mungkin, kami tidak tahu apa yang akan datang di masa depan. Mungkin di luar sana ada tantangan dan kesulitan yang menunggu. Namun, di bawah pohon sakura yang sedang mekar penuh ini, aku yakin bahwa cinta kami bisa mengatasi semuanya. Karena momen-momen seperti ini, ketika cinta dan alam berpadu dalam harmoni yang sempurna, adalah alasan kami untuk terus berjalan bersama.

Kelopak terakhir jatuh, menutup hari yang sempurna dengan bisikan lembut dari alam. Dan meskipun hari itu akhirnya berlalu, aku tahu bahwa pohon sakura ini akan selalu menyimpan kenangan kami. Sebuah kenangan tentang cinta yang abadi, tentang momen-momen yang akan selalu menjadi bagian dari kisah kami. 

Di bawah pohon sakura yang sedang bermekaran, kami menemukan apa yang sebenarnya kami cari. Bukan hanya romansa, tetapi juga janji untuk selalu menjaga satu sama lain, apapun yang terjadi.

Lebih baru Lebih lama